Gelar Konser Amal Peduli Orangutan.
Selama dua hari ratusan orang berkumpul di Kulonprogo, Yogyakarta demi
pelestarian orangutan sambil berdansa bersama Shaggydog.
Andai orangutan di Pusat Penyelamatan Satwa
Jogjakarta (PPSJ) bisa berdansa, mereka pasti akan bergabung bersama
Shaggydog dalam pertunjukan musik bertajuk Dare to Care tersebut.
Pertunjukan dalam rangka ulang tahun Outsiders Yogya (sebutan bagi fans
Superman Is Dead di Yogya) yang kedua ini mengambil tema tersebut
sebagai upaya mengajak kaum muda untuk berani peduli pada nasib
orangutan.
Pertunjukan berkonsep camping ini berlangsung selama dua hari pada 23-24
Mei lalu dengan mengambil tempat di Pusat Penyelamatan Satwa Jogjakarta
(PPSJ). PPSJ sendiri merupakan tempat bagi para orangutan sitaan milik
pribadi untuk dirawat dan dipersiapkan sebelum kembali dilepas ke hutan.
Nantinya hasil dari konser ini akan disumbangkan bagi operasional PPSJ.
Shaggydog, Suicidal Sinatra, Something Wrong, Morning Horny, dan
beberapa band lain membuat tempat liar itu semakin liar lewat sajian
musik yang mereka hadirkan. Meski hujan deras mengguyur venue sejak
maghrib hal itu tak membuat semangat peduli pada orangutan luntur.
Morning Horny dan Something Wrong berhasil mengajak ratusan Doggies
(julukan bagi fans Shaggydog) dan Outsiders untuk bertelanjang dada dan
berdansa di tengah hujan.
Sekitar pukul setengah dua belas malam giliran Suicidal Sinatra yang
menghujani penonton dengan nuansa rock dengan dentuman bas yang sangat
khas. Pohon yang runtuh menimpa sebagian panggung tak membuat band asal
Bali ini berhenti membuat ratusan massa melompat-lompat di tengah hujan.
Pukul setengah satu malam ratusan penonton yang sudah basah kuyup makin
merapat ke panggung untuk menutup malam bersama Shaggydog. “Tadi Jerinx
nitip salam dan meminta maaf nggak bisa datang, lain kali dia janji
bakal ngebir bersama kita lagi!” tutur Heru vokalis Shaggydog sesaat
setelah mengucapkan selamat ulang tahun kepada para Outsiders kota
gudeg.
“Mari memperlakukan orangutan seperti layaknya saudara kita sendiri,”
lanjut Heru pada para ratusan orang di depan panggung. Band yang lekat
dengan kawasan Sayidan ini kemudian menggebrak dengan lagu-lagu anthemic
mereka macam “Kembali Berdansa” dan “Di Sayidan”, tak ketinggalan
beberapa lagu dari album baru mereka macam “Ditato” dan “Honey” berhasil
membuat penonton yang masih meneduh di tenda meluncur untuk
berhujan-hujan ria di depan panggung.
Selain diisi oleh pertunjukan musik amal bagi orangutan, Dare to Care
juga menggandeng Centre for Orangutan Protection (COP) sebuah lembaga
independen yang berkonsentrasi pada penyelamatan orangutan untuk memberi
pengetahuan mengenai kondisi orangutan lewat pemutaran film dokumenter.
Menurut Hardi Bakdiantoro (pendiri COP) acara musik seperti ini sangat
membantu untuk memberitahu keadaan orangutan yang sebenarnya pada anak
muda.
“Saat ini sekitar 2.400 dari 12.000 orangutan terbunuh setiap tahunnya,
hal ini diperparah lagi karena pemerintah terus mengizinkan pembukaan
lahan sawit di Kalimantan yang berarti membabat habis habitat orangutan,
ini jelas nggak bisa dibiarin,” jelasnya. Ia juga menambahkan dengan
event seperti ini diharapkan anak muda mau peduli terhadap satwanya
khususnya orangutan.
Hal senada disampaikan Bandizt (bassist Shaggydog) yang juga bertindak
sebagai penanggungjawab acara ini. “Lewat Dare to Care diharapkan
perhatian ke orangutan meningkat sebab kondisi orangutan memang
benar-benar memprihatinkan, inginnya juga ngebentuk kesadaran kalau kita
kaya akan satwa, anak muda penting buat disadarin, kalau yang tua-tua
udah susah,” jelas pembetot bas Shaggydog yang sekali seminggu pergi ke
PPSJ untuk memberi makan orangutan ini.
Pertunjukan amal dua hari ini kemudian ditutup dengan memberi makan
orangutan di PPSJ di hari kedua berlangsungnya penyelenggaraan.
“Orangutan harus terus kita jaga, dan stop pembabatan hutan untuk
perkebunan kelapa sawit,” pungkas Bandizt sambil memberi makan seekor
orangutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar